Beranda | Artikel
Perbandingan Umur Manusia di Dunia dan Akhirat Syaikh Abdurrazzaq al-Badr #NasehatUlama
Jumat, 4 November 2022

Hal ini juga sesuatu yang sangat menarik perhatian.
Yakni apa itu umur manusia (di dunia) jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal?

Apa yang bisa dibandingkan dengan akhirat?
“… dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 64)
Jadi, apa yang bisa dibandingkan?!

Andai kita katakan bahwa umur manusia 70 tahun.
70 tahun.
Jika umur manusia 70 tahun, dan ia juga tidur dengan porsi tidur yang normal,
dalam sehari semalam 8 jam.

Berapa yang tersisa dari 70 tahun itu?
Seandainya kita katakan umurnya 60 tahun, agar lebih mudah dihitung.
Jika umur manusia adalah 60 tahun,
dan ia tidur dalam sehari semalam selama 8 jam.

Orang yang tidur tidak dibebani syariat. Jadi, 20 tahun umurnya habis begitu saja, karena tidak terbebani syariat.
15 tahun lagi ia lalui sebelum menginjak usia baligh, maka tidak tersisa lagi umurnya.
Tidak tersisa lagi.

Hanya tersisa beberapa tahun yang sedikit sekali.
Sekarang lihat hal pertama yang terjadi di akhirat! Satu harinya setara dengan 50 ribu tahun di dunia.
Apa yang bisa dibandingkan?

Tinggalkan dulu pembicaraan tentang kenikmatan yang ada di sini dan di sana.
Namun, cukup tentang waktu dan panjang usianya.
Jika seseorang dapat meraih suatu kenikmatan di dunia ini
yang menyebabkan ia kehilangan kenikmatan akhirat
di beberapa tahun yang sedikit ini,
maka ini lumayan jika ia dikaruniai usia panjang.

Jika tidak demikian, maka yang ada adalah sebagian orang
—subhanallah, semoga Allah melimpahkan keselamatan bagi kita.
Sebagian orang mengendarai mobilnya, atau naik pesawat
dari suatu negeri ke negeri lain, dan ia tidak punya tujuan kecuali untuk bermaksiat
di negeri yang ia tuju. Kemudian ia mati di tengah perjalanan.

Ia mati di tengah perjalanan.
Kerugian macam apa lagi ini?!
Betapa besar musibah ini! Betapa keras cobaan ini!
Orang yang pergi dari suatu negeri ke negeri lain ini, atau bahkan dari kampung ke kampung lain tanpa harus bersafar,
bisa saja meninggal di perjalanan.

Seorang manusia tidak dapat menjamin kapan akan didatangi kematian,
sehingga dunianya ini selesai, dunia yang kenikmatannya membuatnya teperdaya.
Sangat serakah terhadap kenikmatan-kenikmatannya,
sehingga ia kehilangan kenikmatan akhirat. Wal ‘iyadzu billah.

====

وَهَذَا أَيْضًا لَفْتَةٌ عَظِيمَةٌ جِدًّا

يَعْنِي عُمُرُ الْإِنْسَانِ مَاذَا يُقَارَنُ بِالْآخِرَةِ الْبَاقِيَةِ؟

مَاذَا يُقَارَنُ بِالْآخِرَةِ

وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

فَمَاذَا يُقَارَنُ؟

يَعْنِي إِذَا قُلْنَا عُمُرَ الْإِنْسَانِ سَبْعِيْنَ سَنَةً

سَبْعِيْنَ سَنَةً

إِذَا كَانَ عُمْرُهُ سَبْعِينَ سَنَةً وَهُوَ يَنَامُ النَّوْمَ الْمُعْتَادَ

فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ ثَمَانِي سَاعَاتٍ

كَمْ يَصْفِي مِنَ السَّبْعِينَ

لَوْ قُلْنَا سِتِّينَ أَهْوَنُ لِلْحِسَابِ

إِذَا كَانَ عُمْرُهُ سِتِّينَ سَنَةً

وَنَامَ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثَمَانِي سَاعَاتٍ

وَالنَّائِمُ غَيْرُ مُكَلَّفٍ عِشْرِينَ سَنَةً انْتَهَتْ هَذِهِ مِنْ عُمُرِهِ مَا غَيْرُ مُكَلَّفٍ فِيهَا

وَخَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً قَبْلَ التَّكْلِيفِ مَا بَقِيَ شَيْءٌ

مَا بَقِيَ شَيْءٌ

يَبْقَى سُنِيَّاتٌ قَلِيلَةٌ جِدًّا

اُنْظُرْ أَوَّلَ شَيْءٍ يَكُونُ فِي الْآخِرَةِ يَوْمٌ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

مَاذَا يُقَارَنُ؟

دَعْكَ الْآنَ مِنَ النَّعِيمِ الَّذِي هُنَا وَالنَّعِيمُ الَّذِي هُنَاكَ

لَكِنَّ الْوَقْتَ وَمِقْدَارَ الْعُمُرِ

إِذَا كَانَ الْإِنْسَانُ يُحَصِّلُ نَعِيمًا هُنَا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا

يَخْسَرُ بِسَبَبِهِ نَعِيمَ الْآخِرَةِ

فِي هَذِهِ السُّنِيَّاتِ الْقَلِيلَةِ جِدًّا

هَذَا إِنْ أُعْطِيَ عُمُرًا

وَإِلَّا بَعْضُ النَّاسِ

سُبْحَانَ اللهِ نَسْأَلُ اللهَ الْعَافِيَةَ نَسْأَلُ اللهَ الْعَافِيَةَ

بَعْضُ النَّاسِ يَرْكَبُ سَيَّارَتَهُ أَوْ فِي الطَّائِرَةِ

مِنْ بَلَدٍ إِلَى بَلَدٍ وَلَيْسَ لَهُ حَاجَةٌ إِلَّا الْمَعْصِيَةَ

فِي الْبَلَدِ الَّذِي هُوَ مُسَافِرٌ إِلَيْه وَيَمُوتُ فِي الطَّرِيقِ

وَيَمُوتُ فِي الطَّرِيقِ

أَيُّ خَسَارَةٍ هَذِهِ؟

أَيُّ بَلَاءٍ هَذَا؟ أَيُّ شِدَّةٍ هَذِهِ؟

وَهَذَا الَّذِي يَنْتَقِلُ مِنْ بَلَدٍ إِلَى بَلَدٍ أَوْ مِنْ حَيٍّ إِلَى حَيٍّ بِدُونِ سَفَرٍ

قَدْ يَمُوتُ فِي طَرِيقِهِ

مَا يَأْمَنُ الْإِنْسَانُ مَتَى يَأْتِيْهِ الْمَوْتُ

فَتَنْتَهِي هَذِهِ الدُّنْيَا الَّتِي هُوَ مُغْتَرٌّ بِمَلَذَّاتِهَا

مُتَهَالِكٌ عَلَى مَلَذَّاتِهَا

فَيَخْسَرُ نَعِيمَ الْآخِرَةِ وَالْعِيَاذُ بِاللهِ نَعَمْ


Artikel asli: https://nasehat.net/perbandingan-umur-manusia-di-dunia-dan-akhirat-syaikh-abdurrazzaq-al-badr-nasehatulama/